Tantangan Belajar Dalam Jaringan
Mungkin sebagian besar guru sudah pasti mengenal sistem daring ( Dalam Jaringan ). Istilah ini mulai dikenal oleh sebagian besar guru di seluruh tanah air dengan istilah Online atau lebih tepatnya terhubung ke Internet atau melek teknologi.
Namun dewasa ini sistem online bukanlah menjadi yang menyulitkan apalagi gadget/gawai atau HP Pintar yang diharuskan punya paket data dalam penggunaannya.
Tak kalah dengan guru, Siswapun sudah hampir semuanya memiliki Handphone pintar, Nah, siapa yang belum punya handphone pintar tentu saja siswapun akan menjawab punya, karena tidak memilikinya membuat siswa menjadi malu. Anak kecilpun punya, dan satu anggota keluarga bahkan memiliki satu handphone pintar.

Didalam internet dikenal dengan istilah Hoax,Plagiat,Copas,Bullying,Fitnah dan mungkin ada lagi yang lainnya.Istilah tersebut muncul belakangan ini,Disinilah peran Guru dan Orang tua mem-back up tontonan,apa saja yang dibuka oleh anak dan dengan siapa saja dia berteman.
Hal - hal yang bisa saja terjadi bila kita tidak mengikuti aruh derasnya informasi melalui satu benda kecil yang namanya Handphone Pintar.
Dalam hal ini, Guru menjadi garda terdepan dalam mengenalkan mengenai internet sehat. No Hoax,No Plagiat,No Bulliying, Agar tidak terjebak dalam hal - hal negatif maka gurupun menjadi dituntut untuk lebih cerdas dan lebih cepat mengejar arus derasnya informasi dalam teknologi. Salah satu jalannya mengalihkan perhatian siswa,Siswa diberi tugas tambahan seperti kuis kuis online,grup belajar whatsapp dan lain sebagainya.
Dalam penggunaannya, Guru harus berpikir cerdas menerapkan pembelajarannya di kelas, terlebih sekarang akibat epidemi Covid-19, Pemerintah membuat kebijakan belajar untuk mengurangi kontak langsung yaitu dengan sistem jarak jauh, Dan ini berarti guru harus tahu apa saja aplikasi yang dibutuhkan untuk sistem belajar jarak jauh.
Mungkin ada sebagian guru sudah menerapkan beberapa aplikasi berkaitan dengan belajar secar Online.Namun Penulis coba membuat beberapa klasifikasi tantangan menggunakan aplikasinya.
1. Ruang Guru
Tantangan dalam menggunakan aplikasi ini yaitu siswa dituntut untuk membayar. Nah, menuntut bayaran sepertinya hanya siswa yang mampu saja tetapi untuk siswa golongan menengah ke bawah nampaknya belum menganggap penting atau ada yang lebih penting.
Mendorong siswa untuk menggunakan ruang guru sangatlah sulit apalagi latar belakang siswa yang belum terbiasa menggunakan aplikasi untuk belajar.Siswa lebih senang bermain game dan aplikasi social media seperti tik tok dan lainnya,
Selain itu juga, Materi - materi belum menjangkau materi produktif kebanyakan untuk normatif dan adaptif.
2. Rumah Belajar dan Quiper

Rumah belajar merupakan aplikasi yang dibuat oleh kemdikbub khusus untuk belajar guru dan siswa,Tetapi ada satu kendala, Apakah semua guru harus mengerti sebab didalam rumah belajar terdapat fasilitas yang sedikit lebih dalam. Penulis sempat membukanya dan membuat akun. Akun dibuat yang pertama akun rumahbelajar kedua akun sebagai guru dan sebagai siswa. Belum lagi materi materi banyak yang belum tersedia apalagi untuk materi Jenjang SLTA khususnya SMK.
Mungkin bisa saja kita belajar menggunakannya tetapi ingat bukan hanya kita perlu belajar menggunakannya tetapi sisw juga jadi setelah kita mengerti barulah kita ajarkan dengan siswa melalui Grup Whatsapp.
Aplikasi Quipper mungkin juga sama yang intinya double Learn.Itulah tantangan aplikasi tersebut.
3. Class room

Classroom aplikasi didalamnya seperti Quizizz,Googledrive atau Google Form,Ini aplikasi mungkin sedikit lebih simpel kenapa begitu, Simpel karena hampir sebagian besar pasti terhubung dengan aplikasi tersebut sebagai contoh google drive karena syaratnya punya akun google.
Simpel karena kita sudah terbiasa dengan tampilan google sehingga mudah untuk mempelajarinya dikenal dengan istilah WYSWYG. Tetapi tentu saja ada tantangannya,Ingat hampir semua orang punya handphone pintar terhubung ke google.
Penulis contohkan Aplikasi Quizizz, Aplikasi ini bisa digunakan untuk menilai siswa dan membuat analisis jawaban. Gurupun bisa mencari model soal lain yang orang lain pernah buat jika guru bisa mencarinya begitupun dengan siswa. Mungkin diterapkan langsung dikelas lebih efektif tetapi untuk jarak jauh siswa bisa saja membuat screenshot soal dan jawaban terkecuali jawaban bisa disembunyikan.Fasilitas ini yang harus dicari. Oleh karena itu, guru sangat tidak dianjurkan membuat soal yang sama berulang ulang. Sebenarnya jika siswa hapal dengan soal dan jawaban berarti kita dianggap berhasil. Penulis pernah menerapkannya , antusias siswa sangat tinggi sehingga hampir setiap malam mengadakan materi dan penilaian dengan Quizizz. Ketika ujian Semester, Dalam jangka waktu kurang dari setengah jam siswa sudah menyelesaikan
tentu saja Panitia bertanya jangan jangan soal bocor. Padahal penulis buat soal berbeda dan itu tantangan untuk mata pelajaran produktif materi aplikasi, karena materi aplikasi tentu saja pembahasan itu itu saja dan mungkin sama saja dengan soal hapalan.
solusinya soal sedikit di modifikasi seperti cerita. untu mapel hapalan.
Masih banyak aplikasi lainnya belum sempat ditulis, Intinya adalah setiap aplikasi punya tantangan sendiri dalam penggunaannya tergantung manajemen dari kita sendiri.Cukup sekian dulu.Terima kasih.